GerbangRepublik (NAGEKEO) – Seiring dengan pengembangan konsep Desa Wisata yang digaungkan Pemerintah Indonesia hingga ke pedesaan, membuat aktivitas wisata di desa bisa dijadikan sebagai alternatif dalam kegiatan berwisata. Hal ini ditandai dengan kian maraknya wisatawan lokal maupun mancanegara terutama yang tinggal di tengah hiruk pikuk perkotaan menjelajahi wilayah pedesaan yang memiliki daya tarik wisata.
Secara sederhana, wisata desa dapat dipahami sebagai sebuah kegiatan berwisata yang dilakukan di suatu Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) dengan nuansa alam pedesaan.
Pada umumnya, suasana alam pegunungan, lansekap menawan berupa persawahan, kearifan tradisional serta budaya menjadi suguhan utama bagi wisatawan yang ingin menikmati nuansa alam pedesaan yang unik dan khas.
Sesungguhnya, kegiatan wisata di kampung atau desa yang identik akan suasana alam pegunungan yang sejuk, terutama keunikan lansekap persawahan, budaya serta keramah-tamahan masyarakat yang masih menganut adat-istiadat di pedesaan bisa kita temui di kampung Pajoreja, Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo ini.
View dan tracking gunung Ebulobo dari kampung Pajoreja ini sangat indah dan menantang para traveler. Selain itu, koneksitivitas daya tarik wisata alam lainnya seperti pantai Enagera serta potensi atraksi tinju adat dan wisata budaya di Selatan Nagekeo ini bisa dikemas menarik. Apalagi masyarakat di kampung Pajoreja saat ini sudah dibekali dengan pemahaman untuk menjadikan rumah warga menjadi Homestay oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Nagekeo.
Oleh karena itu, perlu adanya edukasi secara terus menerus berkaitan dengan pendidikan “Sadar Wisata” ke masyarakat. Ini menjadi sangat penting guna mengembangkan dan memanfaatkan potensi keindahan alam tersebut agar diminati dan terjaga selalu setiap waktu.
Konsep “Sadar Wisata” merupakan suatu kondisi yang menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan di suatu destinasi atau wilayah.
Sadar Wisata sendiri erat kaitannya dengan “Sapta Pesona”, yakni konsep sadar wisata yang berkaitan dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif mampu mendorong berkembanganya kepariwisataan di daerah. Sapta Pesona memiliki 7 nilai-nilai dasar, yakni : AMAN, TERTIB, BERSIH, SEJUK, INDAH, RAMAH, KENANGAN.
Tentu ada yang bertanya, mengapa pembangunan pariwisata di Nagekeo terkesan stagnan. Hal ini sangat mendasar karena pembangunan pariwisata tak hanya menjadi tugas pemerintah. Pembangunan kepariwisataan melibatkan 3 stakeholder utama, yakni : PEMERINTAH, SWASTA dan MASYARAKAT. Tiga elemen ini menjadi “Batu Tungku” yang saling menopang, bersinergi dan melangkah bersama untuk mencapai dan mewujudkan tujuan dari pengembangan Kepariwisataan di daerah ini.
Masyarakat punya andil besar dalam pembangunan pariwisata. Bagaimana mungkin pariwisata kita bisa maju jika hanya pemerintah atau swasta saja yang berperan untuk menggerakkannya. Tentu sangat berat, bahkan nyaris tak mungkin.
Secara umum, sektor pariwisata telah menjadi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Untuk mensukseskan hal tersebut, edukasi “Sadar Wisata” menjadi salah satu strategi yang paling efektif. Masyarakat harus aktif jika ingin pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, bukan sekedar pembangunan untuk “PENCITRAAN”.
Edukasi serta penerapan konsep “Sadar Wisata” dan “Sapta Pesona” sangat penting. Ada banyak sekali manfaatnya untuk kemajuan dan perkembangan wisata di suatu tempat atau wilayah. Salah satunya, masyarakat dapat berperan aktif dalam mendorong tumbuhnya minat wisatawan untuk berkunjung. Masyarakat juga harus memberikan rasa senang dan kenangan indah yang membekas bagi para tamu yang datang, sehingga ingin kembali lagi ke tempat tersebut.
Di sisi lain, Pemerintah Daerah juga harus mampu hilangkan “ego sektoral”. Karena untuk mengembangkan potensi yang dimiliki daerah ini, dibutuhkan mindset kepariwisataan secara menyeluruh sehingga Pariwisata bisa ditempatkan sebagai “main sector” dalam balutan konsep pembangunan bertahap, berkesinambungan dan berkelanjutan.
Sarana dan prasarana seperti akses jalan, listrik, air, toilet, jaringan telekomunikasi seluler/internet perlu dibenahi secara baik mulai dari desa agar memberikan kesan nyaman bagi traveler yang datang berkunjung. (Jhonatan Raga)






Komentar