Gerbangrepublik.com (Tanggamus) – Terkait Kondisi Masjid Islamik Center Tanggamus yang kondisinya memprihatinkan dan dibiarkan oleh Pemkab, mendapat kecaman keras Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.
Kecaman keras tersebut diungkapkan Ketua Fraksi PPP DPRD Tanggamus Baharen, menurutnya, seharusnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus lebih memfokuskan pemeliharaan dan perawatan Masjid Islamik Center tersebut.
Sehingga tidak terbengkalai seperti saat ini, dengan atap dan flapon bocor, lampu remang remang, air wudhu untuk jemaah perempuan tak berfungsi, speaker hanya satu yang aktif, belum lagi areal masjid yang tidak terawat.
“Tulis saja DPRD Tanggamus, terutama saya Baharen Ketua Fraksi P3 DPRD komisi dua mengecam keras penelantaran masjid Islamik Center oleh Pemkab Tanggamus. Bagaimana mungkin bisa tidak ada anggaran perawatan masjid megah tersebut, hal hal yang tidak begitu penting saja dianggarkan, mengapa masjid ini tidak, ” katanya, Rabu (30/05/2018).
Baharen mengatakan, memang DPRD Tanggamus belum mengetahui kondisi fakta real di lapangan, baru mengetahui dari media cetak dan dari rekaman video kondisi air hujan yang tumpah kelantai masjid akibat atap ysng bocor dan bobolnya flapon.
Untuk mengetahui dengan jelasnya pihak DPRD akan segera mengagendakan meninjau dan turun ke lokasi masjid, selain melihat kondisi masjid, juga ingin tahu kualitas pengerjaan atap dan flapon yang baru dua tahun dibangun namun sudah rusak tersebut.
“Kami juga akan berkoordinasi dengan Pemkab untuk menanyakan satuan kerja yang membawahi masjid tersebut, mengapa sampai terbengkalai dan tidak ada anggaran perawatan dan perbaikan. Kemudian kami akan segera turun kelokasi, tidak bisa didiamkan saja, ini adalah tempat beribadah umat muslim, dan masjid ini adalah wewenang Pemkab, tentu harus memakmurkannya, ” katanya.
Diberitakan, belum ada kepastian dana pemeliharaan sarana prasarana masjid Islamik Center, Kotaagung, Tanggamus masalah baru timbul, plafon dan atap masjid yang baru dua tahun dibangun sudah runtuh dan bocor.
Kondisi ini menjadi pertanyaan jemaah dan masyarakat Tanggamus, karena “ringkih” nya bangunan plafon dan atap masjid yang memakan dana milyaran rupiah tersebut. Yang diketahui masyarakat plafon dan atap dibangun saat pra penyelenggaraan musabaqoh tilawatil quran tahun 2016 lalu.
Menurut Rusman salah seorang warga Kotaagung yang juga jemaah masjid tersebut, untuk plafon mulai runtuh dan jatuh kelantai dua, sekitar tiga minggu lalu saat jemaah usai menunaikan shalat ashar.
Sedangkan atap bocor sudah sejak lama, yang mana jika hujan lebat, maka air hujan akan menggenangi sebagian lantai masjid tersebut.
“Sekitar tiga minggu lalu plafon mulai runtuh, nah kita khawatir akan memakan korban, jika tidak di tanggulangi segera. Sebab terlihat sudut-sudut plafon mulai renggang dan turun, parahnya lagi kalau dah musim hujan, air menimpah plafon, dapat menambah cepat runtuhnya plafon, ” katanya, Minggu (27/05/2018).(RH).











Komentar