gerbangrepublik ( Pesawaran ) – Kerusakan jaringan pipa air bersih yang di kelola PDAM Way Ratai Kabupaten Pesawaran hingga kini masih belum teratasi, sehingga warga sulit untuk mendapatkan air bersih.
Kepala Unit PDAM setempat Milyan, dengan awak media mengaku, pihaknya siap melakukan perbaikan jaringan pipa dan berbagai kerusakan instalasi perusahaan air minum (PDAM) di Dusun Way Khilau, Desa Hanau Berak, Kecamatan Padang Cermin, yang dikeluhkan oleh warga.
“Pada dasarnya PDAM siap melakukan perbaikan, apabila persoalan ini sudah ada kejelasan dari pemerintah daerah dengan pak kadesnya,” Ujar Milyan kepada sakanews.com Rabu 12 Nopember 2025.
Milyan sendiri tidak dapat menguraikan, persoalan lebih rinci yang menyebabkan kendala PDAM melakukan perbaikan, namun kabar yang beredar persoalan tersebut terkait lahan hingga pengelolaan.
“Saya gak bisa menjelaskan takut salah, karena bangunan itu sudah 35 tahun, kita belum lahir pembangunan jaringan disitu (Hanau Berak) sudah ada,” ungkapnya.
Disisi lain Kepala Desa Hanau Berak, Achmad Alamsyah menceritakan jika pembangunan jaringan air bersih tersebut bermula digagas oleh orang tuanya (kepala desa terdahulu) dibantu dr Ma’as untuk melihat debit dan kelayakan air. Kala itu jaringan dibangun seadanya yang melibatkan masyarakat.
Seiring berjalannya waktu kegiatan tersebut dihibahkan kepada pemerintah daerah Lampung Selatan, yang selanjutnya dibangun jaringan perpipaan guna mengaliri rumah rumah warga.
“Dulu itu kan ada sumber (air), oleh orang tua saya dialirkan ke warga, niatnya supaya masyarakat dialiri air bersih. Kegiatan ini melibatkan dr Ma’as karena untuk mengecek kualitas air, selanjutnya ini dihibahkan ke Lampung Selatan ( dibangun jaringan perpipaan),” katanya.
Sebelumnya lanjutnya, kegiatan itu memberikan kompensasi kepada masyarakat terdampak kegiatan perpipaan berupa tidak dibebankan pungutan biaya.
Namun belakangan semua dikenakan setelah orang tuanya menjabat kepala desa selama 32 tahun meninggal dunia dan digantikan dengan yang baru.
Ia sendiri menjabat kepala desa sejak 2022, dan mengaku kerap mengerahkan masyarakat untuk memperbaiki jaringan pipa yang rusak.
“Nah rupanya belakangan saya tau ternyata ada biaya pemeliharaan puluhan juta. Mereka PDAM maksa warga kita bayar sementara kemana uangnya, tujuan ayah saya awalnya betul betul untuk amal ibadah. Gak banyak yang dibebaskan dari iuran itu sebenarnya, warga yang dilewati perpipaan itu yang dikasih free. Sekarang tau tau saya juga dapat tagihan ini gimana. Padahal jaringan itu juga lewat tanah saya, Kalau memang begitu ya sudah lewat langit saja jangan lewat lahan warga,” tambahnya.
Disinggung soal status tanah titik sumber air, yang selama ini diandalkan, kades menyebut, tidak mengetahui dan bingung jika menjelaskan itu.
” Tanah itu memang ada sumber dan tidak ada pemilik sumber itu, bingung saya kalau menjelaskan tanah itu punya si a dan si b, karena zaman dulu ada sumber disitu dimanfaatkan bapak saya. Terus terang saja , itu hibah bapak saya , dan yang bangun bapak saya, kenapa ada dr Ma’as waktu itu, karena dinas kesehatan ingin melihat debit dan kelayakan air, ini ada catatannya,” tuntasnya.
Diketahui, saat ini kondisi pipa saluran, bak penampung utama, dan bak penampungan kedua dikabarkan mulai mengalami banyak mengalami kebocoran, bahkan area sumber air kini terbuka tanpa pagar dan atap bangunan dan nampak terbengkalai. Sementara belum jelas siapa pihak yang akan melakukan perbaikan.
Warga Hanau Berak sendiri menjerit karena debit air mulai berkurang. Sementara terdapat persoalan lain yang makin rumit, PDAM dikabarkan tidak mendapat iuran dari sebagian besar pengguna, termasuk persoalan lahan yang belum clear dan kejelasan pengelolaan .(Red)










Komentar