GR (Tanggamus) –Bagian Umum Sekretariat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus menyatakan tidak ada wewenang untuk pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana Islamik Centre, Tanggamus, sebab telah menyerahkan aset Islamik Centre tersebut kepada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD).
Pernyataan Bagian Umum Pemkab Tanggamus ini kontradiktif yang dikatakan oleh Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Suhartono beberapa waktu lalu.
Yang menyebutkan bahwa urusan pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana Masjid Nurul Faidzin Islamik Centre ada di Bagian Umum. Sedangkan Bapenda hanya mengurusi pegawai areal Islamik Centre dan imam Masjid saja.
Menurut Kepala Sub Bagian Perlengkapan Rico Valiandra, S. IP mendampingi Kepala Bagian Umum Beni irawan, SE, MM, saat ini Bagian Umum tidak lagi mengurusi Islamik Centre termasuk pengadaan barang di Masjid Nurul Faidzin Islamik Centre
“Umum sudah tidak lagi ngurusi Islamik Center, kecuali gedung fasilitas umum, selain itu sudah diserahkan ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Penyerahan secara resminya sejak tahun 2016 lalu, jadi kami tidak ada lagi anggaran untuk Islamik Center, ” katanya, Minggu (15/04/2018).
Rico Valiandra menerangkan, jika mengadakan sarana prasarana Masjid, seperti lampu penerangan, speaker, air bersih wudhu ataupun perbaikan gedung yang bocor maka akan menyalahi aturan, karena Islamik Centre tersebut bukan lagi aset mereka,
“Tidak bisa kami menganggarkan untuk perbaikan sarana perasarana Islamik Center, karena bukan aset kami, ya pihak BPKAD lah yang seharusnya menganggarkan, ” pungkasnya.
Diberitakan, Tak terawatnya masjid Nurul Faidzin Islamik Center Kota Agung dan tidak adanya anggaran perawatan dari Pemkab menjadi pertanyaan jamaah.
Para jamaah menyayangkan kurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanggamus terhadap perawatan Masjid megah tersebut dan peran Pemkab memakmurkan Masjid.
Keluhan tersebut terkait sarana prasarana Masjid seperti minimnya suara speaker masjid, tempat wudhu perempuan yang tidak berfungsi serta lampu penerangan yang sangat minim, bahkan terkesan remang-remang, mirisnya lagi atap Masjid juga bocor.
Menurut Awen salah seorang jamaah masjid Nurul Faidzin, sangatlah miris melihat kondisi masjid yang termegah di Kabupaten Tanggamus tersebut, jika sudah menjelang malam terkesan remang bahkan nyaris gelap.
Kemudian suara speaker Masjid juga sangat kecil, sehingga radius yang mendengar hanya sekitaran Masjid tersebut saja. Selanjutnya tempat berwudhu perempuan sepertinya tidak berfungsi, karena dari keterangan jamaah perempuan air di sana tidak mengalir.
“Apalagi saat ada acara besar seperti Tanggamus Ekspo kemaren, tempat wudhu laki gabung sama perempuan, jadi tidak pantas, itupun habis airnya. Kemudian lampu penerangan minim, jadi seperti remang remang disekitaran masjid, belum lagi suara speaker sayup-sayup terdengan jika jarak rumah jamaah agak jauh, jadi bertanya tanya ada yang sholat ga ya, mirisnya jika hujan deras atap masjid bocor, air masuk mengucur kedalam masjid, ” katanya, Kamis (05/04/2018). (RH).







Komentar