gerbangrepublik ( Pesawaran) – Kepala Cabang PT. Samira yang melayani jasa ibadah Umroh, ibu Bekti Setyo Rini beserta mitra hadir langsung di kediaman Khaja Sangon Tulin Desa Kota Dalom Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran,Sabtu ( 12/4/2025)
Kepala Cabang PT. SAMIRA Travel Umroh Lampung yang lebih dikenal dengan sebutan Bunda Rini, disambut antusias jemaah pengajian Desa Kota Dalom Kecamatan Waylima.
” Untuk melaksanakan ibadah umroh kita harus memperhatikan benar jangan sampai tertipu sehingga rencana mau ke Umroh malah tidak jadi berangkat. Untuk itu kami mengajak masyarakat Waylima untuk berangkat umroh dengan PT. Samira yang namanya sudah mendunia,” Ujar Bunda Rini.
Lebih lanjut Bunda Rini menambahkan, kita selalu mencari alasan dengan pernyataan tidak punya uang, tapi yakinlah kalau dengan niat dan doa untuk pergi ke Baitullah melalui PT Samira insha Allah dikabulkan oleh Allah.
“Alhamdulillah usai seminar puluhan jemaah langsung mengisi formulir daftar umroh melalui PT Samira yang dikenal dengan sebutan Samira Mendunia, “tambahnya.
Samira selain menjadi travel umroh yang terbanyak memberangkatkan jemaah dimasa pandemi, juga telah mendapat penghargaan Rekor MURI.
Untuk jemaah yang ingin melaksanakan Umroh ada berbagai paket dengan mudah, murah dan MantabMantab diantaranya paket Samara, Sukari, Safawi dan Paket Majol. Dengan harga bervariasi dari 29 jutaan hingga 40 jutaan.
Perusahaan juga akan membagi – bagikan hadiah menarik pada saat Milad perusahaan diantaranya ada hadiah Utama Pajero dan berbagai hadiah menarik yang akan di undi langsung bagi jemaah umroh yang berangkat pada akhir Juli 2025 mendatang.
Terpisah, salah satu calon jemaah asal desa setempat, Masriyana langsung menyetorkan uang melalui transfer ke Perusahaan.
” Insha Allah saya berangkat umroh pada juli 2025 dengan travel PT Samira, ” Ujarnya dengan tersenyum.
Dari pantauan langsung diacara SIU puluhan jemaah langsung antusias turut mendaftarkan diri berniat melaksanakan umroh dengan mengisi formulir yang disediakan oleh mitra Samira Pesawaran Heri Kodri danTata Dwi Pranata ( red)





Komentar