Warga Kecewa, Tugu Peluru MAKAM Pahlawan Tubaba Dicuekin

Gerbang Republik (Tulangbawang Barat) – Jangan lupakan sejarah (jasmerah) mungkin istilah itu yang dirasakan Keluarga Pahlawan masa penjajahan Belanda Tiyuh Penumangan tahun 1949.
Pasalnya menurut warga sekitar, sejak jaman penjajahan lokasi Tugu Peluru Makam Pahlawan merupakan bangunan peninggalan Kabupaten Lampung Utara yang keadaannya kini sangat memprihatinkan. Warga yang tidak ingin disebut namanya mengaku miris atas Kurangnya perhatian Pemerintah Tulangbawang Barat, sehingga sebutan taman makam tidak layak karena tidak terurus. 


Dari penelusuran Gerbangrepublik.com. dan keterangan yang didapat, Tugu peluru memiliki nilai sejarah dalam memperjuangkan kemerdekaan RI pada masa penjajahan Belanda, lokasi Tugu Peluru yang dibangun pada waktu masih masuk Kabupaten Lampung Utara. 
Meski makam pahlawan dibangun  itu hanya bersifat simbolis karena selain adanya tugu juga ada bangunan berbentuk makam pahlawan tapi sebenarnya, jasad dari para pahlawan perjuangan itu belum ada satupun yang dimakamkan di lokasi tersebut. Jum’at (17/8/2018)
Berdasarkan jumlah yang masuk dalam daftar nama pahlawan yang sudah di akui secara Nasional berjumlah 20 orang,18 masyarakat tiyuh Penumangan dan 2 anggota TNI.
Sedangkan nama yang terlampir yakni Sunaryo PRD II C.PM,Rukma PRD II A.D (TNI).M.Yusuf gelar Raja Tihang, M.Nur gelar Raja Makbul, Idris gelar Tuan Sep Marga, A.Hamid gelar Raja Pesirah Mega, Anwar gelar Tuan Titel Marga, Mukti gelar Tuan Bandar Negara,A.Syarif gelar Bandar Marga, A.Djupri gelar Raja Sejati, A.Rachman gelar Tuan Sesun, Batin Ngundang, Djakpar, Ichsan gelar kepala marga, Muchtar, A.Dalil, Fraksi, Ali Hasan, Syamsudin dan Usman gelar Raja Liyu ini merupakan masyarakat yang turut menjadi korban penjajahan Belanda.
Basir menerangkan,” Saya merupakan salah satu diantara anak yang menjadi korban penjajahan Belanda tiyuh Penumangan kecamatan Tulangbawang tengah kabupaten Tulangbawang barat, saat kejadian saya masih kecil menurut cerita yang saya ketahui dari keluarga tentara Belanda sedang mencari anggota TNI yang tengah bersembunyi di sekitaran wilayah Penumangan, pihak tentara Belanda menyisir seluruh wilayah dan menanyakan kepada masyarakat setempat namun tidak mengakui karena memang masuknya TNI tidak diketahui oleh masyarakat.” Kata Basir
” Pencarian pun terus dilakukan oleh penjajah dan akhirnya persembunyian TNI ditemukan dan terjadilah pertempuran antara penjajah dan TNI,2 dari anggota kelompok TNI gugur pada saat peperangan itu.sementara lainya berhasil meloloskan diri.” Tak berhenti disitu penjajah pun kembali menyambangi tiyuh satu persatu masyarakat lalu dikumpulkan di tanah Adat kemudian dibariskan,bahkan bagi yang tidak mau ikut langsung ditembak mati secara kejam.” Akunya
Sedangkan Almarhum ayah menjadi korban yang tertembak dengan masyarakat lainya di tanah adat tepatnya di tengah Tiuh Penumangan,” Kami tentunya sangat berharap kepada pihak terkait bisa memperhatikan sejarah tersebut,bahkan kami sebagai keluarga korban merasa sedih ketika melihat lokasi makam pahlawan yang tidak terawat dan tanpa ada renovasi itu.” Perlu diketahui diseluruh tiyuh yang ada dikabupaten Tubaba tidak ada yang memiliki sejarah kecuali Penumangan.” Ujarnya
Lebih lanjut Basir menegaskan,” Makam pahlawan yang ada saat ini hanya sifatnya simbolis saja karena jasad tidak ada yang dimakamkan di lokasi tersebut, bahkan orang tua saya makamnya ada di tiyuh Penumangan.” Beberapa pahlawan telah dipindahkan ke kabupaten Tulang Bawang karena pada waktu itu kita masih belum dimekarkan,namun ada juga pihak keluarga korban yang bertahan itulah saat ini yang masih ada di tiyuh.” Terangnya
” Kalaupun lokasi makam pahlawan ini sudah di perbaiki besar harapan kami semua pahlawan perjuangan dapat ditempatkan di sana seperti daerah lainya, bahkan bila perlu semua pahlawan yang ada di kabupaten Tulang Bawang agar dapat dipindahkan kembali disini karena kita memiliki lokasi sendiri.tinggal bagaimana kesiapan pemerintah itu sendiri.” Tegasnya (Joni

Komentar