Gerbangrepublik (Pesawaran) – Yobiansyah warga Desa Banjar Negeri Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran memiliki usaha tanaman hidroponik, berkebun milenial yang memiliki prospek cukup cerah, Rabu(28/9/22).
Bermula dari hobi bertanam, kini menjadi salah satu penyuplai sayuran hidroponik yang ada di Lampung.
Ia menceritakan pada tahun 2019, bermodalkan pengalaman, refrensi dan ilmu yang ia dapatkan baik dari petani hidroponik lainnya yang ada di daerah Lampung, maupun mendapatkan pengetahuan dari internet.
Di tahun itu dirinya mengungkapkan bahwa dengan modal yang ia miliki, ia membangun green home dan irigasi perairan hidroponik.
Alasannya dengan berdirinya green home dapat mencegah hama yang masuk ke dalam kebun hidroponik miliknya.
Dan irigasi tersebut dapat mengaliri air secara konsisten dan menjadikan sirkulasi air.
Kemudian lanjutnya, saluran air yang mengalir secara terus menerus itu dapat membuat sirkulasi air selalu berputar, dengan mesin air radiator yang mengalir di 15 pipa paralon berdiameter 3 inch.
Selanjutnya pada paralon yang dialiri air tersebut kemudian terdapat lubang-lubang yang menjadi tempat meletakan tanaman.
Lubang-lubang yang berisi 1500 tanaman pakcoy dan Selada.
“Saat ini kedua tanaman tersebut akan memulai panen seminggu kedepan, sebab di waktu tersebut sudah dapat dikategorikan siap panen” ucap Yobi
Ia menjelaskan dalam mendekati masa panen, nutrisi perlu diberikan untuk mendapatkan kualitas tanaman yang baik.
Nutrisi tersebut diberikan dalam aliran sirkulasi.
Seraya melihat-lihat tanaman hidroponik miliknya yang tampak hijau dan sehat, dirinya menunjukan mesin cuaca yang ada di green home.
“Nah kalau cuaca didalam ini panas, maka dengan menggunakan teknologi smarphone ,mesin tersebut akan dihidupkan secata otomatis” kata Yobi.
Dan dalam selang yang berada di langit-langit green home akan mengeluarkan air dalam bentuk embun halus.
“Fungsinya, untuk mengatur kelembaban dan suhu, meskipun atap green home sudah dibekali untuk menghindari terik panas matahari, tetapi akan tetap dilakukan itu” jelasnya.
Dan waktu hidup mesin cuaca cukup dua menit saja, agar tanaman tampak lebih lembab.
Selama Yobi menjadi wirausaha hidroponik, ia sudah pernah menanam berbagai macam tanaman, seperti, kangkung, selada, bayam, tomat, sawi, dan pakcoy.
Selama menjadi wirausaha tanaman hidroponik keuntungan yang didapatkan cukup lumayan.
Pasalnya dalam setiap kali memanen, dalam satu kilogram pakcoy dan selada ia menjual Rp 20 ribu.
Dengan total panen yang tercapai hingga 25 kilogram dari kedua tanaman tersebut.
Target tersebut ia katakan cukuplah tinggi, dimana pangsa pasar hasil tanaman hidroponik menyasar kepada konsumen menengah ke atas.
Sebab lanjutnya, kualitas dari yang dihasilkan dari hidroponik sangatlah baik, makanya harganya masih tinggi.
“Tanpa pupuk kimia dan hanya mengandalkan nutrisi, tentu ini dalam hal ini kualitas tanaman, jadi sangatlah bagus dikonsumsi bagi masa pertumbuhan anak-anak” kata dia.
Dengan bergabungnya Yobi kedalam Komunitas Hidroponik Lampung, tentu ia sangat berharap agar usahanya berkembang dan menyasar ke pasar nasional.
“Saya harap ini menjadi pemicu semakin banyaknya generasi milenial yang mau menjadi usaha hidroponik” pungkasnya.(aris).






Komentar